ACEHFOOTBALL.net — Perhatian publik sepakbola Aceh kembali tercurah kepada tim Pekan Olahraga Nasional (PON). Tim ini akan dipersiapkan untuk tampil di PON Papua pada Oktober 2021 mendatang.
Pada akhir Januari ini, pelatih utama Coach Fakhri Husaini akan ambil alih skuat Tanoh Rincong yang dibantu Muhammad Azhar dan Mukhlis Rasyid serta pelatih kiper Amiruddin.
Sebelum persiapan menuju PON Papua pada Oktober 2021 dimulai, para pengamat, pemerhati dan pecinta sepakbola ikut urun pendapat. “Saya pikir 20-3o persen pemain harus dirombak,” tukas Cek Boy, seorang pengamat sepakbola dari Aceh Besar.
Kata mantan pengurus PSAB Aceh Besar itu, bukan tanpa alasan dirinya mengusulkan pencoretan terhadap 6-7 pemain. Sebab, selama beberapa kali uji coba di Banda Aceh dan Aceh Besar dia selalu menonton aksi Putra Kurniawan dkk.
“Dari kacamata kami begitu yang terlihat selama ini. Tapi, saya pikir tanpa masukan kita pun, Coach Fakhri sudah tahu apa yang harus dilakukannya. Sudah tahu siapa yang layak atau tidak,” sebut Cek Boy lagi.
Sementara pendamping Cabor Sepakbola PON dari KONI Aceh, Edi Darman secara terpisah secara jujur mengakui, kehadiran Coach Fakhri membuat tim menjadi lebih mantap.
“Cuma ada beberapa pemain yang selama uji coba performa selalu di bawah rata-rata, kualitasnya jauh dari harapan,” papar Edi yang tak lain Presiden Satoe Atjeh, sebuah klub futsal yang dikelola secara profesional.
Menurut Edi, ada sekira tujuh atau delapan pemain yang harus didegradasikan alias dicoet, jika tidak berat untuk bersaing. “Ya, berat untuk meraih perak PON sesuai target KONI, dengan kualitas seperti itu..,” tutur dia.
“Jadi 7-8 ini bisa diganti dengan yang lain. Awalnya saya pikir cuma kebetulan performa mereka drop. Tapi setelah melihat beberapa kali uji coba memang sangat kurang kualitasnya, tapi kok bisa lolos ke tim PON,” sebut Edi sedikit heran.
Sementara Pelatih Kepala Talenta Aceh Football Academy, Aswadi memberi pendapat serupa. Dia mengatakan, untuk membuat skuat PON lebih kompetitif dan bersaing secara sehat memang perlu penambahan dan pencoretan pemain.
Apalagi, kata dia, KONI dan PSSI Aceh sudah memakai jasa Coach Fakhri yang memberi sinyal bahwa KONI cukup serius dan ingin tim sepakbola berprestasi. “Karena itu, penambahan dan pencoretan pemain adalah wajar. Apalagi jika masuk pemain profesiona, tentu akan menambah kekuatan tim,” tutur mantan pelatih SSB Real Madrid Aceh ini.
Discussion about this post