Kepada Yth,
Bapak Presiden Joko Widodo
Masih teringat ketika Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden KH Maaruf Amin mengumumkan Kabinet Indonesia Maju di teras Istana Merdeka, Rabu pagi, 23 Oktober 2019.
Saat menyebut Zainuddin Amali sebagai Menpora, Presiden menegaskan: “Tolong Sepakbolanya, Pak!”
Pesan singkat yang penuh makna. Betapa Presiden memberi penekanan khusus kepada Menpora baru untuk membenahi sepakbola Indonesia yang dalam dua dasawarsa terakhir sarat masalah.
Buktinya, terakhir kali meraih emas di Sea Games 1991. Malah, untuk membangkitan sepakbola kita dalam empat tahun terakhir sejak 2015 digelar Piala Presiden.
Demi peningkatan prestasi sepakbola nasional, Presiden bahkan mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional. Satu-satunya cabang olahraga sepanjang sejarah yang mendapatkan Inpres.
Sayang, semua perhatian besar Presiden tak mampu ditangkap para pembantunya di bawah. Kini, di tengah pandemi Covid-19 sepakbola dibuat “mati suri”.
Hampir satu tahun (10 bulan) jantung kompetisi sepakbola nasional berhenti berdenyut. Jangankan kembali digulirkan, untuk mendapatkan kepastian bisa kembali BERJALAN ATAU TIDAK saja nyawanya dibuat terombang ambing.
Saling lempar tanggung jawab. Buang badan. Menpora melempar ke pihak kepolisian yang sedang repot melakukan pergantian tampuk pimpinan.
Ingat bagaimana Pak Jokowi dalam Sidang Kabinet, 18 Juni 2020 meminta para menterinya tidak berpikir linear menghadapi pandemi.
“Kita harus ngerti ini, jangan biasa-biasa saja, jangan linier, jangan menganggap ini normal, bahaya sekali kita. Saya melihat banyak kita yang menganggap ini normal.”
Para menteri diminta buat terobosan. Untuk sepakbola bisa belajar dari negara lain yang tetap jalan di tengah wabah dengan aturan prokes khusus yang ketat.
Tolong sepakbola Indonesia, Pak. Klub, pemain, pelatih, wasit, suporter menjerit. Sama dengan profesi lain, mereka berharap bisa kembali jalan agar bisa menafkahi keluarga.
Mereka menagis membayangkan negara paling fanatis terhadap sepakbola, tapi tak memiliki kompetisi. Sekali lagi, tolong sepakbolanya, Pak!
Jakarta, 8 Januari 2021
Akmal Marhali
Koordinaor Save Our Soccer
Discussion about this post