ACEHFOOTBALL.net — Kondisi Persiraja Banda Aceh benar-benar di simpang jalan. Masalah besar terkuak seiring pernyataan Chief Executive Officer (CEO) Trans Continent, Ismail Rasyid. Persoalan makin rumit. Persiraja sekarat.
Sejumlah pihak yang menghubungi redaksi Football Aceh baik melalui layanan aplikasi pesan atay media sosial, Instagram, Facebook dan Twitter melontarkan unek-uneknya.
“Sepertinya, proses akuisisi saham 80 persen itu bermasalah. Padahal, katanya Dek Gam sudah mengundurkan, tapi dia masih tetap mengakui punya 80 persen saham. Dan itu harus dibayarkan ke dia,” tukas sebuah sumber.
Kabarnya, persoalan klaim 80 persen saham itulah yang menghambat proses masuknya investor untuk mengelola Persiraja. “Karena calon investor harus setor duit ke manajemen lama,” urai dia lagi.
Melihat polemik ini yang tak akan ada titik temu dalam waktu singkat, pengamat sepak bola di Banda Aceh H Edi Darman punya pendapat. Pada satu sisi membenarkan sikap Ismail Rasyid. “Nyan betoi Ismail Rasyid..,” ucap dia.
“Saya dari awal juga mempertanyakan bagaimana status saham Persiraja. Kalau memang Dek Gam menguasai 80 persen, bagaimana proses memperoleh saham tersebut? Berapa nilainya pada saat itu? Dan kepada siapa harga saham 80 persen itu dulu diberikan?” tanya Edi super penasaran.
Menurut Edi, dirinya berasumsi ataukah jangan-jangan “saham” itu hanya diberikan gratis oleh yang ikut rapat pada saat itu — dipimpin Wali Kota Banda Aceh — kepada Dek Gam. “Ini yang harus diperjelas kepada publik,” sebut dia.
Lalu sambungnya, kalau ada penyertaan modal 80 persen, seharusnya ada aliran dana masuk ke PT Persiraja, dari harga saham pada saat itu tentunya.“Atau ada kompensasi yang harus diberikan kepada Dek Gam yang belum tuntas hingga kini?” tanya Edi Darman yang juga Presiden klub Satoe Atjeh ini.
Jika polemik ini berkepanjangan, Edi memberi solusi. “Kalau masalah ini butuh waktu untuk dituntaskan, saya usulkan begini, kita selamatkan dulu Persiraja dengan saham versi kita, karena kompetisi sudah dekat,”
“Nanti tahun depan baru kita pikirkan terkait saham Persiraja yang 80 persen milik Dek Gam dan 20 persen milik Pemko Banda Aceh. Ini kondisinya sudah sekarat, ya ditangani dulu. Terkait KTP, BPJS, an JKA serta siapa yang bayar biaya operasi nanti kita bahas? Penting pasien (baca Persiraja) yang sedang sekarat untuk bisa ditangani segera,” tutur Edi.
Gagal Akuisisi
Seperti diberitakan sebelumnya, bos Trans Continent Ismail Rasyid diundang penjabat Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq untuk mengelola Persiraja. Agar tim kebanggaan publik tanah Rencong itu bisa segera berkompetisi di Liga 2 musim ini.
Dalam pertemuan kemarin Selasa (9/8/2022) dengan tim transisi Persiraja, Ismail mengatakan, semua mengambil alih, ia ingin tahu laporan keuangan, neraca, pencatatan aset, hasil audit hingga administrasi akta notaris dari manajemen lama.
Ismail mengatakan, secara pribadi dia ingin membantu Persiraja yang merupakan ikon Aceh bukan hanya Banda Aceh. “Namun untuk sebuah PT, apalagi Persiraja berbentuk PT itu harus ada prosedur seperti laporan keuangannya kemudian pencatatan asetnya,” tukas dia.
Ismail mengaku bahwa dirinya tidak memiliki pengalaman mengelola klub sepak bola, ia pun baru mengetahui saat ini klub dikelola melalui Perseroan Terbatas (PT) atau badan usaha.
Untuk itu, Ismail butuh waktu mempelajarinya namun dia menyatakan minat yang besar apalagi Persiraja identik Aceh.
“Kita butuh bagaimana pengelolaan asetnya, laporan keuangannya bagaimana, utang piutangnya bagaimana. Itu semua butuh untuk proses ini karena investor atau sponsor perlu melakukan kajian terhadap sebuah perusahaan sebelum menyalurkan dana perusahaan,” ujarnya.
Dia menyatakan kesediaannya namun dokumen administrasi legalitas Persiraja juga harus ada. Kata dia, sebab secara profesional juga berpikir harus melihatnya secara bisnis. [a]
Discussion about this post