ACEHFOOTBALL.net — Tim sepak bola Pidie tampil apik di cabang olahraga (cabor) sepak bola Pekan Olahrga Aceh (PORA) ke XIV. Mereka sukses meraih medali emas. Juara dicabor bergengsi seakan menjadi pengunci mulut tukang kritik.
Pelatih kepala tim sepak bola Pidie, Safrizani kepada Football Aceh, Kamis (22/12/2022) menyebutkan, torehan medali emas yang diraih Haikal dkk adalah hasil kerja keras pemain. “Alhamdulillah ini hasil kerja anak-anak,” sebutnya.
Dia tidak menafikan juga ada peran orang yang disayangi para pemain. “Ini semua berkat perjuangan dan doa dari orang yang mereka sayangi,” tukas mantan pemain Persiraja Banda Aceh ini.
Menurut dia, para pelatih dan official mengucapkan ribuan terima kasih kepada pemain yang sudah mampu menjawab keraguan dari segelintir publik terhadap eksistensi tim tersebut di PORA kali ini.
“Terima kasih tak terhingga buat Ketua Askab PSSI Pidie beserta jajarannya yang telah memberi kebebasan dan tidak pernah mengintervensi kami dalam pembentukan tim ini dari awal,”
“Sekali lagi apresiasi kami juga terhadap pemain dan seluruh masyarakat Pidie yang senantiasa mendukung tim tanpa henti. Kalian luar biasa,” tulis Safrizani yang ikut diamini Riza Fandi.s
Safrizani menyebutkan, di bawah arahan manajer Ozar Yusuf, tim Pidie yang dia latih bersama Riza Fandi, Afuadi dan Mizral. “Sudah pasti hasil ini menjadi pembungkam kritik-kritik selama ini,” sebut dia.

Seperti diketahui, kesebelasan Kabupaten Pidie sukses menjadi juara cabang olahraga (cabor) sepak bola Pekan Olahrga Aceh (PORA) ke XIV. Di final mereka menekuk Aceh Singkil dengan skor besar 5-1.
Hasil akhirnya, tuan rumah Pidie meraih medali emas, Aceh Singkil sebagai runner-up mendapat medali perak, sedangkan Bireuen yang menang atas juara bertahan Lhokseumawe dalam perebutan posisi ketiga meraih perunggu.
Penampilan Aceh Singkil kontra Pidie di final menjadi semacam laga “ulangan” bagi kedua kubu. Namun, Singkil di atas angin, karena pada duel di babak penyisihan grup, Pidie kalah tipis 1-2 dari tamunya.
Kembali bentrok di final, seakan membuat tim racikan Safrizani dkk bakal kalah lagi. Ternyata, Muhammad Khairul dkk tak ingin kembali ditekuk tim yang sama. Karena itu, mereka pun mengusung tekad besar bisa mengambil medali emas. Ternyata perjuangan mereka berhasil.
Sementara, juara bertahan Lhokseumawe yang sudah gagal mempertahankan tropi juara bertekad minimal mendapat perunggu. Tetapi, usaha tersebut dihadang skuat Bireuen. Dalam perebutan tempat ketiga alias medali perunggu, Bireuen menang 3-2 atas Lhokseumawe.
Hasil akhir:
Pidie — juara 1 (emas)
Aceh Singkil — juara 2 (perak)
Bireuen — juara 3 (perunggu)
Discussion about this post