Oleh Boy Ferdian SE*
DALAM sebuah perbincangan dengan kawan saya di sebuah warkop di sudut kota, kami mendengar gelak tawa yang berasal dari meja lain yang kebetulan dekat dengan meja saya duduk.
Dalam tawa mereka ada sebuah percakapan pengurus Persiraja sekarang makin aneh saja. Dari mulai laga resmi yang terpaksa berhenti karena genset mati hingga rencana pergantian logo Persiraja.
Kemudian saya mulai mengkuliahi kawan saya. Saya menilai mengganti logo Persiraja itu tidak seperti ganti logo klub tarkam.
Akar sejarah Persiraja itu awalnya memang dari Kutaraja atau Banda Aceh, dan itu tidak boleh hilang .
Bahwa menilai Persiraja adalah milik rakyat Aceh tanpa merubah logo pun masyarakat Aceh cinta ke Persiraja. Karena hanya tim ini yang dari dulu selalu menggema dan bisa mewakili heroisme tim Aceh diblantika sepak bola nasional.
Kemudian apakah pengurus sekarang ada meminta izin dengan klub anggota dan Pemko sebagai bagian dari pemilik saham Persiraja untuk mengganti logo? Dan apakah ada meminta izin ke Pemerintah Aceh? Saya tidak tau.
Langkah mengganti logo ini sebenarnya kalau saya lihat adalah cara dari pengurus untuk “lake peng bacut” ke pemerintah Aceh agar mau membantu Persiraja.
Perlu diketahui, saat ini semua klub yang berlaga di Liga 1 dan 2 itu sudah berstatus profesional dan tidak dibolehkan lagi menyedot bantuan Pemda khususnya anggaran terkecuali keringanan biaya sewa stadion, bantuan transportasi, dan lain lain yang sifatnya membantu.
Saya rasa pengurus yang sekarang nggak perlu merubah logo yang menurut saya tidak urgent, karena sekarang perlu di benahi adalah manajemen, keuangan dan infrastruktur tim.
Ada bagusnya juga Liga 2 dihentikan selain karena PSSI “hobi” buat kontroversi tapi setidaknya manajemen bisa melakukan konsolidasi lagi agar tim ini solid, benahi masalah pemain, staf pelatih, keuangan, infrastruktur tim dan pola komunikasi manajemen dengan para sponsor dan agar tim ini bisa mendapatkan bantuan kucuran dana.
Mengganti logo saya rasa bukan langkah cerdas.
Saya lalu melanjutkan menyeruput kopi dengan kawan saya yang dari tadi serius dengar saya berkampanye tentang Persiraja dan saya bukan mengkritik tapi hanya sumbang saran dan masukan, karena saya sadar tidak punya saham di situ tapi saya selalu donor utk Persiraja dengan beli tiket masuk dan bayar parkir di stadion dan akhirnya kami tertawa lepas. he he he.
Pemerhati Sepak Bola
Discussion about this post