ACEHFOOTBALL.net — Mendapat tuduhan sebagai pemicu kericuhan di oleh manajemen Persiraja, membuat dokter Tim PSMS, M Sufi Sidabutar, berang. Dia dicap sebagai provokator yang memicu emosi penonton hingga terjadi pelemparan ke skuat Ayam Kinantan.
Dokter Tim PSMS Medan, M Sufi Sidabutar seperti dilansir pojoksatu.id membantah tudingan itu. Ia menyebut, dirinyalah yang mendapatkan intimidasi dari official Persiraja saat melaksanakan tugasnya sebagai dokter tim PSMS.
“Di akhir babak kedua, injury time, Abdul Rochim (kiper PSMS) tergeletak dekat gawang dan membutuhkan perawatan.
“Kami sebagai tenaga medis, dokter dan fisioterapi dipanggil wasit ke dalam lapangan. Setelah masuk (ke lapangan), Rochim disuruh bangkit, dan kehadiran kami sudah tidak diperlukan lagi,” ujar Sufi, Senin, 20 November 2023.
Sufi mengatakan tim medis yang sudah keburu masuk, akhirnya berlari menepi ke pinggir lapangan. Namun, sempat ada friksi antara dokter Sufi dan pemain Persiraja, yang menyuruh mereka agar lebih cepat keluar lapangan, sambil mendorong Sufi.
“Ketika dokter sudah menepi (ke pinggir lapangan), official Persiraja tiba-tiba mendatangi saya, menarik kaca mata. Saya pun membela diri, ambil posisi jaga diri, salah seorang official Persiraja menendang saya di bagian paha kanan, setelah itu wasit melerai. Saya tidak tahu siapa yang menendang,” ucapnya.
Sufi membantah dirinya yang melakukan provokasi. Jelas-jelas menurut dia, dirinya lah yang menjadi korban lantaran mendapatkan intimidasi hingga ditendang official Persiraja.
“Provokasi itu katanya datang dari kita itu jelas-jelas tidak benar ya. Karena pemain memang tergeletak dan membutuhkan perawatan dan wasit yang menyuruh kami masuk,” ungkapnya.
“Namun karena waktu sudah hampir habis dan wasit memaksa Abdul Rochim untuk bangkit karena dorongan dari pemain Persiraja, maka Rochim pun terpaksa bangkit, sehingga kehadiran tenaga medis tidak diperlukan lagi dan akhirnya tenaga medis menepi,” bebernya.
Apa yang disampaikan Sufi ini dibenarkan Fisioterapis PSMS Medan, Yongki Alexander Ritonga. Dia menyebut, mereka masuk ke lapangan setelah dipanggil wasit Irfan Wahyu untuk merawat Rochim.
“Awalnya bang Rochim jatuh di dekat gawang, wasit panggil tenaga medis, kami lari, tapi bang Rochim bangkit sudah mau bermain. Ke depan bench (Persiraja) lah kami karena paling dekat. Aku lari mau ke bench PSMS kembali, dokter di belakangku, terus kutengok dia sudah dikepung beberapa ofisial Persiraja. Kacamatanya dipukul, wajar dia tidak terima. Aku datang melihat kawan diintimidasi berbalik bermaksud ikut melerai,” paparnya.
Menurut Yongki, tuduhan bahwa pemain dan tenaga medis PSMS memprovokasi penonton tidaklah benar.
“Mereka memfitnah medis memprovokasi padahal tidak. Itu tidak betul, kita mau datang, karena bang Rochim bangkit, dokter didorong pemain Persiraja memaksa cepat keluar,” sebutnya.
“Tidak mungkin kami memprovokasi di hadapan 31.000 penonton, kami tidak gila. Pemain dan official kami yang dilempari saat mau masuk ke ruang ganti dan kapten Rachmad Hidayat dipukuli di lorong,” ucap Yongki.
Discussion about this post